Konstruksi Makna Tradisi Walimatul Ursy dalam Budaya Masyarakat Kangean

Authors

  • Bukhori Muslim Universitas Bondowoso

Keywords:

Konstruksi, Tradisi, Walimatul Ursy

Abstract

Pernikahan sebagai sebuah ikatan yang sakral, sebagaimana Allah SWT menyebutnya dengan bahasa mitsaqan ghalidhza dan bernilai ibadah tentu menjadi impian dan kebutuhan semua orang. Disamping menjadi kebutuhan, pernikahan juga menjadi ajaran Nabi Muhammad SAW dalam rangka melestarikan manusia serta guna menghindari prilaku menyimpang. Namun demikian, dalam aspek pelasaksanaannya, ekpresi pernikahan tidak dapat dilepaskan dari kearifan lokal (local wisdom) yang berkembang dan hidup ditengah masyarakat. Semisal, dalam tradisi masyarakat Desa Kalingnayar, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, tradisi pernikahan dirayakan dengan sangat mewah bahkan dengan cara berhutang bagi yang tidak mampu sehingga mereka terbabani hutang setelah acara pernikahan anaknya selesai. Adapun alasan masyarakat setempat tetap melaksanakan resepsi pernikahan yang mewah meskipun dengan cara berhutang adalah untuk menjaga kehormatan keluarganya serta tradisi tersebut belum pernah ditegur oleh ulama atau tokoh masyarakat di daerah tersebut. Disamping itu, tradisi yang telah mengakar di Desa Kalingnayar, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep tidak bertentangan dengan ajarang agama. Maka dengan demikian, resepsi pernikahan dilakukan dengan mewah adalah boleh-boleh saja selama tidak bertentangan dengan agama. 

Downloads

Published

2019-06-20